Sego Liwet / Nasi Liwet

Pasar Budaya, Kabupaten Sragen

Sego Liwet / Nasi Liwet

Harga Mulai: 0

Nasi liwet Solo berasal dari Desa Menuran, Sukoharjo, Jawa Tengah. Menilik dari sejarahnya, nasi liwet Solo ini sudah ada dan bahkan dijual keluar Solo sejak 1934. Sementara itu, nasi liwet Sunda berasal dari masyarakat perkebunan. Mereka biasanya membekali diri dengan nasi untuk makan di ladang

Dipercaya sebagai makanan otentik tanpa pengaruh budaya luar, nasi liwet Solo patut menjadi salah satu ikon tradisional Indonesia. Sejarahnya, pamor Nasi Liwet semakin naik ketika keluarga bangsawan Kadipaten Mangkunagaran tertarik dan menghendaki ada penjual yang berada di seputar wilayah tersebut. Tak pelak jika kemudian menu nasi liwet terhidang di dalam lingkup keraton, termasuk di Kasunanan Surakarta.

Nasi liwet awalnya dicetuskan oleh masyarakat di Desa Menuran dan desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Mereka membuat dan menjualnya untuk keseharian saja. Nyatanya peminat nasi liwet bertambah sampai ke sekitar wilayah Solo. 

Area Keprabon di Solo menjadi tujuan bagi mereka yang ingin menemui banyak pilihannya. Bergerak berjualan dari Desa Menuran dan Desa Duwet ke wilayah solo disebutkan terjadi di tahun 1934. Namun bagi foodie sejati, menikmatinya langsung di dua desa awal tetap menjadi agenda berpetualang rasa. 

Sesuai namanya, nasi liwet Solo dimasak dengan teknik liwet, yaitu memasak nasi dengan cara merebus sehingga tekstur nasi pulen.

Sebagai pengganti air, digunakan santan kelapa yang memberi citar asa gurih pada nasi liwet. Sementara untuk aroma harumnya berasal dari daun salam dan batang serai.  Metode memasak ini juga tercatat di dalam Serat Centhini (1814-1823).

Lazimnya, satu set menu nasi liwet Solo disantap dengan aneka pelengkap, seperti sayur labu siam, ayam suwir, telur pindang, dan sedikit areh (kuah santan kental). Penyajiannya di atas daun pisang yang di pincuk mampu memberi wangi khas yang memikat.





Fasilitas

Tidak tersedia