Desa Wisata Conto
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Desa Wisata Conto Letak Administrasi dan Geografi Desa Conto adalah desa yang terletak di sisi selatan lereng Gunung Lawu dengan koordinat UTM X = 522901.07 m, Y = 9142671.62 m. Secara administratif desa ini terletak di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah. Desa Conto dapat diakses dari jalan provinsi di Kecamatan Purwantoro maupun di Kecamatan Slogohimo menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Latar Belakang pembentukan Desa Conto menjadi Desa Wisata karena melihat potensi yang ada di Desa Conto baik dari segi alam maupun budayanya yang sayang jika tidak dikembangkan. Melihat hal itu pada tahun 2017 dibentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Conto sebagai pengelola desa wisata yang bertugas mengembangkan pariwisata di Desa Conto, hal ini dilakukan karena kegiatan pariwisata secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga diharapkan akan membawa dampak terhadap masyarakat, bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energy trigger yang luar biasa yang dapat membuat masyarakat mengalami methamorphose dalam berbagai aspeknya.
Sejalan dengan dinamika perkembangan pariwisata saat ini, bahwa kegiatan pariwisata saat ini tidak hanya terpusat di kota-kota besar namun sudah merambah ke wilayah pedesaan, terbukti dengan banyaknya desa-desa yang sudah berhasil mengembangkan pariwisatanya yang dikelola dengan baik sehingga bisa mendapatkan pendapatan asli desa yang cukup tinggi bahkan ada beberapa desa yang sudah tidak menerima dana desa dari pemerintah. Dari latar belakang tersebut Desa Conto bertekad ingin terus membangun dan mengembangkan pariwisata dengan konsep Edukasi Alam dan Budaya sesuai dengan rencana pembangunan desa wisata yang sudah dibuat.
Tentunya perencanaan pariwisata di desa bukanlah tugas yang mudah, maka dari itu perlu dukungan dan partisipasi masyarakat agar semua yang sudah direncanakan senantiasa dapat berjalan dengan lancar.
- Kondisi Topografi
- Desa Conto terletak pada ketinggian 625 mdpl – 2012.5 mdpl dengan geomorfologi perbukitan sehingga memiliki beragam titik ketinggian dengan beberapa titik memiliki kontras yang tajam dari sekitarnya. Dengan kata lain, desa ini memiliki beberapa jurang dan tebing.
- Kondisi Hidrologi
- Desa Conto memiliki sekitar 50 sumber mata air yang terletak di lereng selatan Gunung Kukusan dan mengalir ke empat sungai. Dapat dikatakan bahwa ketersediaan air di desa ini melimpah dan dimanfaatkan masyarakat untuk air minum, mandi, beternak, dan bercocok tanam.
- Curah hujan di wilayah ini rata – rata 600 mm per tahun dengan suhu udara rata – rata 20oC. Pada musim kemarau, ketersediaan air tetap mencukupi kebutuhan masyarakat dan suhu udara dapat mencapai suhu terendah. Sedangkan pada musim hujan jika terjadi hujan lebat ketinggian air sungai akan naik namun tidak sampai menyebabkan bencana banjir.
- Kondisi Geologi
- Desa Conto termasuk kedalam satuan geologi lingkungan perbukitan dan lingkungan perbukitan berlereng. Perbukitan memiliki kemiringan 15 – 25 % yang tersusun oleh litologi batupasir, batulempung, dan sebagian kecil batuan beku, breksi, dan lahar. Secara umum daerah ini digunakan sebagai lahan perkebunan, lahan pertanian, tanaman keras tahunan, tegalan, dan pemukiman. Daerah yang termasuk perbukitan berlereng terjal memiliki kemiringan 25 – 40 % tersusun oleh batuan beku, breksi, tufa, konglomerat. Lahan pada daerah ini digunakan sebagai kawasan hutan lindung, hutan, dan perkebunan. Litologi karst (batugamping) juga terdapat di Desa Conto dengan kenampakan goa yang di dalamnya dapat dijumpai stalaktit dan stalakmit
- Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
- Masyarakat Desa Conto adalah masyarakat berbudaya yang sampai saat ini masih melestarikan berbagai budaya Jawa seperti kenduri, tahlilan, sepasaran dan ngreksa bumi. Selain itu, kesenian tradisional sepertihadroh, angklung, reog dan gamelan masih hidup dan dilestarikan. Nilai-nilai budaya Jawa seperti sikap yang ramah terhadap siapapun juga masih tetap dijunjung tinggi
- Keadaan sosial dalam kehidupan masyarakat terbilang cukup kondusif. Kerukunan warga dapat terlihat ketika masyarakat bergotong royong membangun infrastruktur umum dan grubyugan.