Tari Lengso

Hutumuri, Kota Ambon

Tari Lengso

Harga Mulai: 0

Tari Lenso

Tari lengso atau tari adat ini pada mulanya merupakan tari penjemputan perang. Tari  ini  memakai  alunan  tifa  dan  totobuang.  Bila  roman  buka  para  penari  ini dengan muka yang senyum dan berseriseri, itu menandakan para laskar mereka pulang  membawa  kemenangan.  Bila  penari  itu  dengan  muka  yang  sedih  dan menggugurkan air mata, itu berarti para laskar mereka pulang membawa kekalahan, dan air mata yang jatu itu menandakan kekasihnya telah meninggal dalam medan  pertempuran. Sekarang  ini  di  Negeri  Hutumuri,  tari  ini  dijadikan  tari penyambutan, dalam acara penyambutan tamu-tamu yang dihormati. Tari ini memaki Torban yang dipasan di para penari yang berbentuk kopia. Pada kedua ujung topi itu, dipasang bulu burung cendrawasih. Bulu  burung  cendrawasih  adalah  mengenangkan  Bapa  dari  moyang  Timanole, Simanole dan Silaloi yang berasal dari Irian (tanah Papua). Bapa  Lukuna  atau  Lokonda  ini  berasal  dari  daerah  Kainama  (Papua)  dan  dia adalah seorang kepala suku, ialah suku Manggarengga. Setelah dia merantau ke Nusa Ina (Seram) maka dia lalu menikah dengan Lounusa Usalou, anak dari seorang  kapitan  besar  bangsa  Kakehan,  dan  dia  mendapat  gelar  kapitan  Supuhalatain

 



Fasilitas

Kesenian dan Budaya