Gedepangrango, Kabupaten Sukabumi
Harga Mulai: Rp 1,500,000
Paket pertunjukan Musik tradisional Celempung, kendang, karindfing, dan lain sebagainya yang menjadi suatu harmoni dengan salah satu alat musik yang khas yaitu Karinding
karinding adalah
merupakan salah satu alat musik tradisional Sunda dari Jawa Barat dan Banten yang cara memainkannya disentil oleh ujung telunjuk sambil ditempel di bibir. Alat musik ini termasuk dalam jenis lamelafon atau idiofon. Biasanya dibuat dari bahan pelepah aren atau dari bambu. Karinding menurut bahasa Sunda teridiri dari kata Ka Ra Da Hyang yang artinya dengan diiringi oleh doa sang Maha Kuasa. Atau ada juga yang mengartikan Ka=sumber dan Rinding= bunyi jadi artinya sumber bunyi.
Buku Sejarah Karinding Priangan memotret secara lengkap kisah-kisah sejarah karinding yang ada di Priangan dan Banten. Kisahnya dituliskan sejak kemunculannya dalam naskah-naskah kuno, foklor-folklor yang muncul di berbagai daerah di Priangan dan Banten, hasil-hasil perekaman pertama karinding tahun 1893, 1920an, 1968, 1970an, 1980, 1990an, dan tahun 2000an, hingga kemudian dibangkitkan kembali secara massal melalui munculnya Giri Kerenceng dan Karinding Attack.[1]
Di wilayah lain di Indonesia pun terdapat alat musik semacam karinding dengan berbagai macam nama dan cara memainkannya yang berbeda-beda seperti Riding (Cirebon), Rinding (Jawa Tengah), Genggong (Bali), Slober (Lombok), Pikon (Papua), Dunga (Sulawesi), Karindang (Kalimantan), Sagasaga (Sumatera). Dan ada juga beberapa tempat diluar negeri menamainya dengan jewsharp. Akan tetapi Karinding dari masyarakat suku Sunda memiliki perbedaan yang tidak dimiliki oleh sejenis alat musik tersebut di Indonesia.