Tapak Suci Putra Muhammadiyah

Air Terjun Burai Indah, Kabupaten Lima Puluh Kota

Tapak Suci Putra Muhammadiyah

Harga Mulai: Rp 30,000

Tapak Suci Putera Muhammadiyah, atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Tapak Suci termasuk dalam 10 perguruan historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Tapak Suci memiliki motto "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan akhlak saya menjadi lemah". Organisasi Tapak Suci berkiprah sebagai organisasi pencak silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan Tapak Suci merupakan pencetak kader dari Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah berkedudukan di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibu kota negara.

Sebelum kelahiran Tapak Suci

Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH. Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri KH. Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin (adik kandung), dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.

Sebelum Tapak Suci berdiri, pada tahun 1920-an, di Kauman banyak berkembang aliran pencak silat yang menggunakan kekuatan mistis, sehingga warga Muhammadiyah merasa nilai-nilai yang diajarkan Islam dibayang-bayangi. Mereka merasa bahwa dengan menggunakan beberapa ayat suci Al-Qur'an sebagai mantra, kelompok Mujarobat, Asma'ul Husna dan Karomah pada dasarnya bersifat tahayul. Ajaran Mujarobat, misalnya, seringkali didasarkan pada kekuatan benda mati yang digunakan sebagai alat pertahanan diri atau untuk menangkal bahaya. Anggota Asma'ul Husna malah percaya bahwa pertahanan diri dapat diperoleh melalui pemahaman tentang sifat-sifat Allah. Dengan membaca sifat-sifat Allah, seseorang dapat meningkatkan kualitas kekuatan batinnya. Untuk mencapai inti kekuatan tersebut, seorang pesilat juga harus melakukan praktik tapa tertentu sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan KH Ahmad Dahlan sejak tahun 1912, yang menurut warga Muhammadiyah sama sekali tidak Islami. Warga Muhammadiyah juga tidak dapat menerima bahwa perkumpulan Karomah mencari kekuatan spiritual dengan berdoa kepada Allah dengan bacaan-bacaan tertentu.

Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.

Kelahiran Tapak Suci

Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad untuk mendirikan satu perguruan yang menggabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kesegu) maka didirikanlah Perguruan Tapak Suci pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.

Beberapa waktu setelah Tapak Suci berdiri, Pemuda Muhammadiyah kauman Yogyakarta, yang saat itu membawahi beberapa kegiatan seperti drum band, sepak bola, bulu tangkis, dan beladiri, berinisiatif untuk menjadikan Tapak Suci sebagai organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah. Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1967, Tapak Suci ditetapkan menjadi organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah. Konferensi Nasional Tapak Suci pertama kali diselenggarakan pada tahun 1996, setelah terjadinya tragedi G 30 S/PKI. Konferensi ini merumuskan pemantapan organisasi secara nasional dan perguruan Tapak Suci dikembangkan namanya menjadi gerakan dan lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatera SelatanJakarta, dan Sumatera Barat. Kini Tapak Suci telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir, serta menjadi bagian dari Pimpinan Cabang Istimewa negara setempat.

Aliran

Perguruan Tapak Suci adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron/perguruan yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman atau Sironoman, dan Kauman. Adapun perguruan Kauman yang menjadi cikal-bakal aliran daripada Perguruan Tapak Suci melebur dengan perguruan Banjaran sehingga aliran Tapak Suci disebut sebagai aliran Banjaran-Kauman.



Fasilitas

Kesenian dan Budaya